Penyimpangan sosial
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan
(agama) secara individu maupun
pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.Definisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Penyebab terjadinya :
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation
sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut :
- Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
- Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut
diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu
- Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
- Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
- Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
- Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
- Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,
Bentuk
Bentuk-bentuk
perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
- Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
- Penyimpangan bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
- Penyimpangan bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk.
Bentuk
penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
- Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang.
- Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk,
- Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
- 1. Penyimpangan individual (individual deviation)
Penyimpangan
individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari
norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak
sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, Penyimpangan individu
berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
- Pembandel
- Pembangkang
- Pelanggar
- Perusuh atau penjahat
- Munafik
- 2. Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan
kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada
norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.
Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.
- 3. Penyimpangan campuran (combined deviation)
Penyimpangan
seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang
rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada
norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja
yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat,
dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi
rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng-geng anak nakal).
Penyakit sosial dan contohnya:
1.
miras
Minuman keras adalah minuman dengan
kandungan alkohol lebih dari 5%. Akan tetapi, berdasarkan ketetapan dari
Majelis Ulama Indonesia (MUI), setiap minuman yang mengandung alkohol, berapa
pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman keras dan itu diharamkan
(dilarang) penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di sini
adalah suatu bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan.
Artinya, pada dasarnya boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan
atau kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di
Indonesia, terdapat jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan
sebagai minuman keras. Sebenarnya, jika digunakan tidak secara berlebihan jamu atau
minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dapat
bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat disayangkan jika jamu atau minuman
tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dikonsumsi
secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-mabukan. Para pemabuk
minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit masyarakat. Pada banyak kasus
kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam kondisi mabuk minuman keras. Hal
ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan kehilangan rasa malunya,
tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal yang melanggar
aturan masyarakat atau aturan hukum. Minuman keras juga berbahaya saat
seseorang sedang mengemudi, karena dapat merusak konsentrasi pengemudi sehingga
dapat menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian jangka panjang, tidak jarang para
pemabuk minuman keras tersebut dapat meninggal dunia karena organ lambung atau
hatinya rusak terpengaruh efek samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.
2
. Penyalahgunaan Narkotika
Pada awalnya, narkotika digunakan
untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan campuran obat-obatan dan berbagai
penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak digunakan dalam keperluan operasi
medis, karena narkotika memberikan efek nyaman dan dapat menghilangkan rasa
sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa sakit. Pada
pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui
kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotika
mempunyai efek ketergantungan bagi para pemakainya. Penyalahgunaan narkotika
dilakukan secara sembarangan tanpa memerhatikan dosis penggunaannya.
Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya,
dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupun ditelan dalam bentuk pil atau kapsul.
Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf manusia, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk dalam kategori narkotika.
a.
Heroin
Heroin adalah jenis narkotika yang
sangat keras dengan zat adiktif yang cukup tinggi dan bentuk yang beragam,
seperti butiran, tepung, atau pun cair. Zat ini sifatnya memperdaya penggunanya
dengan cepat, baik secara fisik ataupun mental. Bagi mereka yang telah
kecanduan, usaha untuk menghentikan pemakaiannya dapat menimbulkan rasa sakit
disertai kejang-kejang, kram perut dan muntah-muntah, keluar ingus, mata
berair, kehilangan nafsu makan, serta dapat kehilangan cairan tubuh
(dehidrasi). Salah satu jenis heroin yang banyak disalahgunakan dalam
masyarakat adalah putauw.
b
. Ganja
Ganja mengandung zat kimia yang
dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Dampak penyalahgunaan
diantaranya adalah hilangnya konsentrasi, meningkatnya denyut jantung, gelisah,
panik, depresi, serta sering berhalusinasi. Para pengguna ganja biasanya
melakukan penyalahgunaan ganja dengan cara dihisap seperti halnya tembakau pada
rokok.
c
. Ekstasi
Ekstasi termasuk jenis zat
psikotropika yang diproduksi secara illegal dalam bentuk tablet ataupun kapsul.
Jenis obat ini mampu mendorong penggunanya berenergi secara lebih bahkan di
luar kewajarannya. Hal ini menyebabkan pengguna berkeringat secara berlebih
juga. Akibatnya, pengguna akan selalu merasa haus dan bahkan dehidrasi. Dampak
yang ditimbulkan dari pengguna ekstasi, di antaranya diare, rasa haus yang
berlebihan, hiperaktif, sakit kepala, menggigil, detak jantung tidak teratur,
dan hilangnya nafsu makan.
d
. Shabu-Shabu
Shabu-shabu berbentuk kristal kecil
yang tidak berbau dan tidak berwarna. Jenis zat ini menimbulkan dampak negatif
yang sangat kuat bagi penggunanya, khususnya di bagian saraf. Dampak yang
ditimbulkan dari pengguna shabu-shabu di antaranya penurunan berat badan secara
berlebihan, impotensi, sariawan akut, halusinasi, kerusakan ginjal, jantung,
dan hati, stroke, bahkan dapat diakhiri dengan kematian. Shabu-shabu dihirup
asapnya. Para pecandu biasanya mengonsumsi shabu-shabu dengan menggunakan alat
yang dikenal dengan sebutan bong.
e
. Amphetamin
Amphetamin merupakan jenis obat-obatan
yang mampu mendorong dan memiliki dampak perangsang yang sangat kuat pada
jaringan saraf. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan obat ini, di antaranya
penurunan berat badan yang drastis, gelisah, kenaikan tekanan darah dan denyut
jantung, paranoid, mudah lelah dan pingsan, serta penggunanya sering bertindak
kasar dan berperilaku aneh.
f
. Inhalen
Inhalen merupakan salah satu bentuk
tindakan menyimpang dengan cara menghirup uap lem, thinner, cat, atau
sejenisnya. Tindakan ini sering dilakukan oleh anak-anak jalanan yang lazim
disebut dengan ngelem. Penyalahgunaan inhalen dapat memengaruhi perkembangan
otot-otot sarat, kerusakan paru-paru dan hati, serta gagal jantung.
3. Perknelahia Antarpelajar
Perkelahian antarpelajar sering
terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar
lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau
perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang
menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak korban
berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan
korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat
perkelahian secara langsung. Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya
karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan
membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan
pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka
menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan
sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi
masyarakat usia sekolah.
4. Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain
ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas dilarang oleh agama.
Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan
yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi. Dampak negatif dari
perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak di luar nikah,
terjangkit PMS (penyakit menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya
moral para pelaku.
5 . Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk
penyimpangan sosial. Hal ini dikarenakan berjudi mempertaruhkan harta atau nafkah
yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang yang gemar berjudi akan menjadi
malas dan hanya berangan-angan mendapatkan banyak uang dengan cara-cara yang
sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan salah satu negara yang melarang
adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan perjudian di Indonesia adalah
kegiatan illegal yang dapat dikenai sanksi hukum. Akan tetapi, dalam beberapa
kasus, aparat keamanan masih menolerir kegiatan perjudian yang berkedok budaya,
misalnya perjudian yang dilakukan masyarakat saat salah seorang warganya
mempunyai hajatan. Langkah ini sebenarnya kurang tepat, mengingat bagaimana pun
juga hal ini tetap merupakan bentuk perjudian yang dilarang agama.
6. Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar
hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.
Sementara itu secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang
bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, sifatnya
asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tindak kejahatan bisa
dilakukan oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada usia
anak, dewasa, maupun usia lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada
masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat
diikuti oleh semua anggota
masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu tindak
kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan
sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada
masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas)
misalnya adalah pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
Dampak
Perilaku Penyimpangan Sosial
Berbagai bentuk perilaku
menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi
kehidupan masyarakat pada umumnya.
1.
Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku menyimpang
yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku
Berikut ini beberapa dampak tersebut.:
a. Memberikan pengaruh psikologis
atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan
masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan
pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari
Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat
mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan
Masyarakat
2.
dampak bagi orang lain
Perilaku penyimpangan juga membawa
dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di
antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.:
a. Dapat mengganggu keamanan,
ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak tatanan nilai, norma, dan
berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan beban sosial,
psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak unsur-unsur budaya dan
unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat
perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain
pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula, menurut pandangan umum,
perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun demikian, menurut
Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa dampak
yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif
bagi kehidupan masyarakat.
Adapun beberapa kontribusi penting
dari perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal
berikut ini.:
a. Perilaku menyimpang memperkokoh
nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak
baik. Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan.
Oleh karena itu perilaku penyimpangan
diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.
b. Tanggapan terhadap perilaku
menyimpang akan memperjelas batas moral.
Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti masyarakat
mengetahui kejelasan mengenai apa yang
dianggap benar dan apa yang dianggap salah.
c. Tanggapan terhadap perilaku
menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.
Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya secara
bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan. Hal tersebut menegaskan
bahwa ikatan moral akan mempersatukan masyarakat.
d. Perilaku menyimpang mendorong
terjadinya perubahan sosial.
Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat,
berusaha memberikan alternatif baru
terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan
menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.
Upaya
Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga dan Masyarakat :
Berbagai upaya dapat
dilakukan untuk mencegah perilaku penyimpangan sosial dalam masyarakat.
Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dari berbagai lingkungan, baik itu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.:
1.
Di Lingkungan Keluarga
Upaya pencegahan perilaku
penyimpangan sosial di rumah memerlukan dukungan dari semua anggota keluarga,
baik keluarga inti maupun keluarga luas. Di dalam hal ini, masing-masing
anggota keluarga harus mampu mengembangkan sikap kepedulian, kompak, serta
saling memahami peran dan kedudukannya masing-masing di keluarga. Meskipun keterlibatan
seluruh anggota keluarga sangat dibutuhkan, namun orang tua memegang peran
utama dalam membentuk perwatakan dan membina sikap anak-anaknya. Hal ini
dikarenakan orang tua merupakan figur utama anak yang dijadikan panutan dan
tuntunan, sehingga sudah sepantasnya jika orang tua harus mampu memberi teladan
bagi anak-anaknya. Dalam hubungannya dengan upaya pencegahan penyimpangan
sosial di lingkungan keluarga, orang tua dapat melakukan beberapa hal, seperti
berikut ini.
a. Menciptakan suasana harmonis, perhatian,
dan penuh rasa kekeluargaan.
b. Menanamkan nilai-nilai budi
pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c. Mengembangkan komunikasi dan
hubungan yang akrab dengan anak.
d. Selalu meluangkan untuk mendengar dan menghargai
pendapat anak, sekaligus
mampu memberikan bimbingan atau
solusi jika anak mendapat kesulitan.
e. Memberikan punnish and reward,
artinya bersedia memberikan teguran atau bahkan hukuman jika anak bersalah dan bersedia memberikan
pujian atau bahkan hadiah jika anak berbuat baik atau memperoleh prestasi.
f. Memberikan tanggung jawab kepada
anak sesuai tingkat umur dan pendidikannya. Langkah-langkah tersebut merupakan
upaya yang dapat dilakukan orang tua agar tercipta suatu komunikasi yang baik dengan anak,
sehingga anak merasa terlindungi, memiliki panutan atau teladan, serta merasa memiliki arti penting
sebagai bagian dari keluarganya.
2.
Di Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan
pergaulan anak yang cukup kompleks. Di dalam hal ini, kedudukan pendidik di lingkungan
sekolah memegang peran utama dalam mengarahkan anak untuk tidak melakukan
berbagai penyimpangan sosial. Berbagai hal yang dapat dilakukan guru selaku
pendidik dalam upaya mencegah perilaku penyimpangan sosial anak didiknya,
antara lain, berikut ini.
a. Mengembangkan hubungan yang erat
dengan setiap anak didiknya agar dapat tercipta komunikasi timbal balik yang
seimbang.
b. Menanamkan nilai-nilai disiplin,
budi pekerti, moral, dan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
c. Selalu mengembangkan sikap
keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
d. Memberi kebebasan dan mendukung
siswa untuk mengembangkan potensi diri, sejauh potensi tersebut bersifat
positif.
e. Bersedia mendengar keluhan siswa
serta mampu bertindak sebagai konseling untuk membantu siswa mengatasi berbagai
permasalahan, baik yang dihadapinya di sekolah atau yang dihadapinya di rumah.
3. Di Lingkungan Masyarakat
Lingkungan pergaulan dalam
masyarakat sangat mampu memengaruhi pola pikir seseorang. Dalam hal ini, perlu
tercipta lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman sehingga dapat dijadikan
tempat ideal untuk membentuk karakter anak yang baik. Adapun hal-hal yang dapat
dikembangkan dalam masyarakat agar upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial
dapat tercapai, antara lain, berikut ini.
a. Mengembangkan kerukunan
antarwarga masyarakat. Sikap ini akan mampu meningkatkan rasa kepedulian, gotong royong, dan kekompakan
antarsesama warga masyarakat. Jika dalam suatu masyarakat tercipta kekompakan, maka
perilaku penyimpangan dapat diminimalisasikan.
b. Membudayakan perilaku disiplin
bagi warga masyarakat, misalnya disiplin dalam menghormati keputusan-keputusan
bersama, seperti tamu bermalam harap lapor RT, penetapan jam belajar anak,
menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
c. Mengembangkan berbagai kegiatan
warga yang bersifat positif, seperti perkumpulan PKK, Karang Taruna, pengajian,
atau berbagai kegiatan lain yang mengarah kepada peningkatan kemampuan masyarakat
yang lebih maju dan dinamis. Jika beberapa upaya tersebut dapat diterapkan
dalam suatu lingkungan masyarakat, maka kelompok pelaku penyimpangan sosial
akan merasa risih dan jengah, sehingga mereka akan merasa malu jika melakukan
tindakan penyimpangan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
Mengembangkan
Sikap Simpati terhadap Pelaku Penyimpangan Sosial
Para pelaku penyimpangan sosial
memang sudah selayaknya mendapatkan hukuman dari pihak yang berwajib. Akan
tetapi, jika para pelaku penyimpangan sosial tersebut masih dapat dibina, maka
sebaiknya kita kembangkan sikap simpati terhadap para pelaku penyimpangan
sosial tersebut. Sikap simpati adalah suatu sikap yang ditujukan seseorang
sebagai suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada perasaan pihak lain
yang mendorong keinginan untuk memahami dan bekerjasama dengan pihak lain.
Sikap simpati dapat ditunjukkan dalam bentuk perhatian, kepedulian, rasa ingin
menolong, dan sebagainya. Perasaan simpati hanya akan dapat berlangsung dan berkembang
dalam diri seseorang bila terdapat saling pengertian.
Mengembangkan sikap simpati
terhadap para pelaku penyimpangan sosial bukan berarti kita menyetujui
perbuatan mereka. Sikap seperti ini justru dapat kita gunakan untuk menyadarkan
perilaku mereka. Tentu saja cara penyampaiannya dilakukan dengan tutur bahasa
yang santun dan tidak berkesan menggurui atau menghakimi. Cara-cara seperti ini
pada umumnya lebih mengena dan dapat didengarkan oleh mereka, karena mereka
merasa lebih dihargai.
Contoh sikap simpati yang dapat
kita kembangkan terhadap para pelaku penyimpangan sosial, antara lain, meliputi
hal-hal berikut ini.
1. Memberikan arahan berupa
contoh-contoh dan dampak negatif dari perbuatan menyimpang yang telah atau
biasa mereka lakukan, misalnya dampak negatif dari mabuk-mabukan atau berjudi.
Tentunya dengan bahasa yang bersahabat dan berkesan akrab.
2. Menggali informasi tentang bakat
dan kemampuan yang dimiliki oleh para pelaku penyimpangan, kemudian memberi motivasi
agar mereka mau tergerak untuk mengembangkan kemampuannya ke arah positif.
3. Tetap memberikan kepercayaan
kepada mereka yang telah dicap sebagai pelaku penyimpangan dengan cara ikut
menyertakan mereka ke dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
4. Turut serta dalam upaya
menyadarkan pelaku penyimpangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan
obat-obatan melalui pendirian pusat-pusat rehabilitasi atau
penyuluhan-penyuluhan tentang bahayanya.
CONTOH PENYIMPANGAN SOSIAL:
Dalam lingkungan masyarakat
Jaman sekarang sudah
berubah. Bukan hanya jamannya saja yang berubah. Tetapi orang-orang nya pun
berubah. Seperti yang satu ini. Apakah kalian pikir mereka perempuan?
Tentu saja tidak. Mereka adalah laki-laki yang menyimpang. Mungkin ini di karenakan pembentukan kepribadian yang tidak sempurna. Mungkin di foto ini hanya sedikit yang terlihat seperti itu. Tetapi masih banyak lagi yang seperti ini di jalanan Ibu kotra. Bukan hanya di Ibu kota, Di Bandung pun sudah banyak. Mereka menjadi seperti ini biasanya untuk mencari nafkah mungkin juga itu hoby alias memang suka bergaya ala perempuan.
Mungkin mereka hanya memakai genjolan saja di dada nya supaya terlihat seksi. Tapi di suatu daerah di jawa, terdapat laki-laki yang memang mengubah bentuk tubuh aslinya ke bentuk perempuan bahkan, dia rela operasi plastik demi mendapatkan tubuh wanita nya.
menurut pendapat saya:
Ini merupakan penyimpangan sosial primer. Karena tindakan ini tidak terlalu kriminal. Karena hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dikarenakan, tidak memiliki pekerjaan yang layak. Namun dalam pandangan agama, perilaku seperti ini sangat di haramkan. Karena, itu menyimpang dengan kaidah Rosulullah S.A.W. Karena beliau mengatakan bahwa jika seorang laki-laki berpenampilan perempuan, maka itu diharamkan.
Tentu saja tidak. Mereka adalah laki-laki yang menyimpang. Mungkin ini di karenakan pembentukan kepribadian yang tidak sempurna. Mungkin di foto ini hanya sedikit yang terlihat seperti itu. Tetapi masih banyak lagi yang seperti ini di jalanan Ibu kotra. Bukan hanya di Ibu kota, Di Bandung pun sudah banyak. Mereka menjadi seperti ini biasanya untuk mencari nafkah mungkin juga itu hoby alias memang suka bergaya ala perempuan.
Mungkin mereka hanya memakai genjolan saja di dada nya supaya terlihat seksi. Tapi di suatu daerah di jawa, terdapat laki-laki yang memang mengubah bentuk tubuh aslinya ke bentuk perempuan bahkan, dia rela operasi plastik demi mendapatkan tubuh wanita nya.
menurut pendapat saya:
Ini merupakan penyimpangan sosial primer. Karena tindakan ini tidak terlalu kriminal. Karena hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dikarenakan, tidak memiliki pekerjaan yang layak. Namun dalam pandangan agama, perilaku seperti ini sangat di haramkan. Karena, itu menyimpang dengan kaidah Rosulullah S.A.W. Karena beliau mengatakan bahwa jika seorang laki-laki berpenampilan perempuan, maka itu diharamkan.
Perkelahian Pelajar
Tawuran atau perkelahian antar pelajar. Perkelahian termasuk
jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan kota yang disebabkan karena
masalah sepele. erkelahian
dikalangan pelajar merupakan suatu tingkah laku yang tidak pantas bagi seorang
pelajar dan tingkah laku itu merupakan penyimpangan dari tingkah laku seorang
pelajar.
Perkelahian yang dilakukan secara massal dari kedua belah pihak yang
berlainan sekolah atau kelas dan dalam perkelahian itu tidak hanya menggunakan
tangan kosong tetapi juga menggunakan senjata tajam dan benda keras. Melihat
dari benda atau alat yang digunakan dalam perkelahian itu maka sudah dapat
diduha akibat yang ditimbulkan dari perkelahian itu antara lain luka yang
dialami salah satu pelajar yang ikut serta dalam perkelahian antar pelajar
tersebut.
Tindakan Kriminal atau
Tindakan Kejahatan.
Tindak
kriminal adalah tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan
melanggar norma hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya:
mencuri,menodong, menjambret membunuh,dll. Disebabkan karena masalah kesulitan
ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya karena sulit mencari pekerjaan
yang halal.
- Latar Belakang/sebab-sebab terjadinya penyimpangan Sosial :
- Proses sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak berhasil karena seseorang mengalami kesulitan dalam hal komunikasi ketika bersosialisasi. Artinya individu tersebut tidak mampu mendalami norma- norma masyarakat yang berlaku.
- Penyimpangan juga dapat terjadi apabila seseorang sejak masih kecil mengamati bahkan meniru perilaku menyimpang yang dilakukan oleh orang-orang dewasa.
- Terbentuknya perilaku menyimpang juga merupakan hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang yang di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor ekonomi dan faktor agama. Contoh karena kekurangan biaya seorang pelajar mencuri dan seseorang yang tidak memiliki dasar agama hidupnya tanpa arah dan tujuan.
- Pertentangan antar agen sosialisasi . Pesan-pesan yang disampaikan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen sosialisasi yang lain kadang bertentangan, misalnya : orang tua mengajarkan merokok itu tidak baik, sementara iklan rokok begitu menarik, dan anak memiliki kelompok teman sebaya yang pada umumnya merokok, sehingga jika ia mengikuti pesan orang tuanya ia akan menyimpang dari norma kelompoknya, lama-lama anak tersebut akan menjadi perokok
- Pertentangan antara norma kelompok dengan norma masyarakat . Kelompok masyarakat tertentu memiliki norma yang bertentangan dengan norma masyarakat pada umumnya. Contoh : masyarakat yang hidup di daerah kumuh sibuk dengan usahanya memenuhi kebutuhannya, kebanyakan mereka menganggap pengucapan kata-kata kotor, membuang sampah sembarangan, membunyikan radio dengan keras merupakan hal biasa. Namun hal tersebut bagi masyarakat umum merupakan hal yang menyimpamg.
- Pencegahan penyimpangan sosial Antara lain:
- Keluarga. Merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu sebaliknya.
- Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermain. Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam lingkungan tempat tinggal yang baik,warganya taat dalm melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan2 yang baik maka keadaan ini akan mempengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial begitu sebaliknya.
- Media Massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa adalah apbila kamu ingin menonton acara di televisi pilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik.
TUKANG
PARKIR
TUKANG PARKIR itu bernama Siti Hajar. Wanita
berusia 30 tahun ini adalah ibu dari enam orang anak asal Desa Lhok Kaju,
Kecamatan Indra Jaya, Pidie. Meski puasa tetapi dia terlihat tegar menjalani
pekerjaanya sebagai tukang parkir di pusat Kota Sigli. Kehidupan keras demi
membiayai anak-anak, memaksanya melakoni pekerjaan yang sepatutnya dikerjakan
oleh laki-laki. Dan bagi sebagian orang dianggap tabu bagi wanita karena
dianggap melawan kodrat sebagai seorang wanita yang identik dengan sifat-sifat
feminisme.
Akan tetapi, panas, hujan, debu dan bisingnya jalanan, seakan tidak dihiraukan oleh ibu ini. Pekerjaan tukang parkir sudah dijalani sejak tahun 2005 atau pascabencana tsunami menerjang Aceh, 26 Desember 2004 lalu. Sebelumnya Siti Hajar menetap di Banda Aceh, namun tsunami sudah menghempaskan semua hartanya di kawasan Keudah, sehingga ia memutuskan pulang kampung dengan menjalani hidup baru sebagai juru parkir. Hal yang dilakukan ibu Siti adalah termasuk dalam penyimpanga yang bersifat positif, karena halyang dilakuan ibu itu tidak menyalahi aturan hokum. Ia melakukan pekjaan tesebut karena memiliki tanggung jawab kepada keluargannya.
Akan tetapi, panas, hujan, debu dan bisingnya jalanan, seakan tidak dihiraukan oleh ibu ini. Pekerjaan tukang parkir sudah dijalani sejak tahun 2005 atau pascabencana tsunami menerjang Aceh, 26 Desember 2004 lalu. Sebelumnya Siti Hajar menetap di Banda Aceh, namun tsunami sudah menghempaskan semua hartanya di kawasan Keudah, sehingga ia memutuskan pulang kampung dengan menjalani hidup baru sebagai juru parkir. Hal yang dilakukan ibu Siti adalah termasuk dalam penyimpanga yang bersifat positif, karena halyang dilakuan ibu itu tidak menyalahi aturan hokum. Ia melakukan pekjaan tesebut karena memiliki tanggung jawab kepada keluargannya.
Begitu pula yang
dilakukan oleh seorang wanita yang bekerja sebagaisupir busway diatas, meskipun
mereka terlihat menyalahi korat tetapi merea tidak menyalahi hukum.
BALAPAN LIAR DAN GENG MOTOR
Gambar diatas merupakan
contoh dari penyimpangan social yang negative, balapan liar yang terjadi
belakangan ini merupakan tindakan penyimpangan social yang bersifat negative.
Balapan liar sering dilakukan oleh genk motor yang biasanya terdiri atau
beranggotakan anak muda dan anak sekolah. Baru-baru ini terjadi perkelahian
yang dilakukan oleh geng motor, yang mengakibatkan beberapa orang tewas dan
terluka. Walaupun sering ada razia tetapi tetap saja banyak pebalap liar.
Merokok, hal yang
terlihat dari gambar diatas, kdua siswi ini merokok.halyangg mereka lakukan
adalah pnyimpangan yg bersifat negative. Perlu diberi pengetian dan nasihat
agar mereka tdk merokok lagi.